Sabtu, 30 November 2024

Hati-hati, Inilah yang Akan Terjadi Pada Kesehatan Mental Kamu Jika Menggunakan Media Sosial Secara Berlebihan



Di dunia ini, banyak diantara kita yang menginginkan untuk hidup produktif tetapi pada realitasnya, banyak hal yang mendistraksi kita untuk bermalas-malasan—menghabiskan waktu di depan layar handphone misalnya, entah bermain game atau menghabiskan waktu berjam-jam untuk scroll media sosial.

Kadang kita ingin melepaskan diri dari aktivitas paling sia-sia itu, tapi apa daya, seolah diri kita telah terhipnotis untuk tetap melakukannya. Dopamin kita telah terbiasa dengan kesenangan-kesenangan yang sifatnya instan.

Sebagai akibatnya, tubuh kita kadang merasakan lelah berkepanjangan, kepala terasa berat dan sakit, sampai tanpa kita sadari, emosi dan energi kita juga ikut terkuras habis. Jangan tanya kenapa kadang kala dalam beberapa waktu, emosi kita menjadi tidak stabil, mudah tersinggung, selalu overthinking bahkan sering merasa insecure karena terlalu banyak melihat pencapaian orang di media sosial sehingga kita sering membandingkannya dengan kehidupan kita yang semengasihankan ini.

Jangan tanya kenapa, generasi sekarang begitu akrab dengan sebutan mental health, faktanya, justru kita sendiri yang merusak mental kita dengan perilaku-perilaku atau aktivitas-aktivitas yang tidak begitu produktif dan hanya akan merugikan diri sendiri.

Percaya atau tidak, penggunaan media sosial yang berlebihan memiliki dampak negatif yang sama berbahayanya dengan mengonsumsi narkoba. Kita menjadi kecanduan untuk hidup lebih lama di dalam media sosial, dan seperti apa yang kita diskusikan di atas, hal tersebut dapat mengaktifkan dopamin yang membuat kita merasa nyaman untuk berlama-lama menggunakan media sosial.

Oleh karena itulah, kita akan sering merasakan kecemasan, depresi, bahkan penyakit fisik (sebab fisik dan mental manusia adalah satu kesatuan yang saling berhubungan. Jika mental terganggu, maka fisik pun akan terganggu, begitu juga sebaliknya).

Hal ini relevan dengan data yang dikeluarkan oleh Pew Research Center, terdapat 69% orang dewasa dan 81% remaja di AS menggunakan media sosial. Hal ini berdampak pada peningkatan risiko terjadinya kecemasan, depresi, bahkan tak jarang orang akan merasakan sakit hati terhadap hal-hal yang mereka lihat melalui kolom komentar di media sosial.

Tidak hanya itu, sebuah penelitian di Inggris pada tahun 2018 mengaitkan penggunaan media sosial dengan penurunan, gangguan, dan keterlambatan tidur, yang dikaitkan dengan depresi, kehilangan ingatan, dan kinerja akademis yang buruk. Penggunaan media sosial dapat memengaruhi kesehatan fisik penggunanya secara lebih langsung.

Para peneliti mengetahui hubungan antara pikiran dan usus dapat mengubah kecemasan dan depresi menjadi mual, sakit kepala, ketegangan otot, dan gemetar. Jangan heran, beberapa di antara kita mungkin pernah dan sering merasakan dampak ini. Lalu, apa sebenarnya yang menyebabkan kita menjadi kecanduan dengan media sosial? Jawabannya adalah, karena kita tidak memiliki perencanaan atas kehidupan kita sehari-hari.

Jika kita tidak memiliki rundown atau agenda dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, maka akan ada begitu banyak pelarian yang kita lakukan untuk mengisi waktu luang kita. Sebut saja menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial. 

x

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Kategori

Recent Posts

Teknologi Canggih, Skill Harus Level Up: Gen Z Siap?

Zaman sekarang, siapa yang gak tau teknologi Artificial Intelligence (AI)? Semuanya bisa dikerjakan sama teknologi ini, bahkan dalam beberap...

Quotes

"Sebelum berpikir untuk mengubah dunia, terlebih dulu ubahlah pikiranmu" Arsa Danialsa_

Quotes

"Tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada hanyalah feedback" Arsa Danialsa_

Butuh Bantuan?

Nama

Email *

Pesan *