Aku memelukmu dengan ketabahan,
pada tubuhmu yang lembut
penuh kehangatan,
dan rindu yang menyatu dalam pelukan.
Aku ‘tak menyangka,
di tubuhmu ada rindu yang
menyeruak tanpa suara.
menenggelamkan
permukaan-permukaan kata,
menjadi jingga yang diam seribu bahasa.
Di pelukanmu, aku menjadi laut.
Dan kau adalah permukaan
yang menenggelamkan.
Lalu aku, mati dan mengurai
menjadi dirimu.
Di dadamu, aku adalah suara
yang tidak beraturan.
: aku adalah sandaran debar
di jantungmu; dan kamu adalah dingin yang menyejukkan.
Selalu ingatlah ini,
sayang,
Kita merayakan setiap malam—mengantar malam menjadi tiada; alang melintang
menjadi bayang-bayang.
Lalu pagi datang di pinggir-pinggir cemara,
bertukar tempat dengan kita,
yang pada akhirnya,
kita pulang.
0 Post a Comment:
Posting Komentar